Setiap perusahaan terutama manufaktur dan barang dagang tentu sangat memperhatikan soal persediaan (inventory) barang. Hal tersebut lantaran persediaan barang merupakan objek pokok dari aktivitas perusahaan. Sebagaimana menurut penulis buku Akuntansi, Syakur (2009;125) yang menyatakan bahwa pencatatan persediaan meliputi segala macam barang yang menjadi objek pokok dari aktivitas perusahaan yang tersedia untuk diolah dalam produksi atau dijual. Hal serupa juga dinyatakan John J. Wild, KR. Subramanyam, dan Robert F. Halsey (2004;265) bahwa persediaan (inventory) adalah bentuk harta perusahaan yang mempunyai nilai jual dalam aktivitas operasi normal perusahaan.
Mengingat pentingnya persediaan barang, maka perusahaan akan melakukan pencatatan agar kuantitas persediaan barang yang dimilikinya bisa terkelola dengan baik. Dalam akuntansi, pencatatan persediaan barang tersebut bisa dilakukan dengan 2 metode utama yaitu Metode FIFO (First in-First Out) dan Metode Rata-Rata (Average Cost). Metode FIFO dan Average Cost sendiri masuk dalam bagian dari metode periodik.
Bagaimana perbedaan antara keempat cara pencatatan kuantitas persediaan barang tersebut bisa diterapkan? Berikut penjelasannya.
- Cara Mencatat Persediaan Barang dengan Metode First In First Out (FIFO)
FIFO (First In First Out), sesuai namanya berarti barang yang pertama masuk berarti yang akan dikeluarkan terlebih dahulu. Metode ini cocok diberlakukan untuk perusahaan dengan persediaan barang yang memiliki masa kadaluarsa seperti makanan, obat, dan sejenisnya. Oleh karena pencatatan menggunakan cara FIFO, maka biaya per unit persediaan yang masuk terakhir akan dipakai sebagai dasar dari penentuan biaya barang yang masih dalam persediaan.
2. Cara Mencatat Persediaan Barang dengan Metode Rata-Rata (Average)
Metode rata-rata menjadi salah satu bagian dari pencatatan kuantitas persediaan barang yang dianggap sebagai titik tengah antara metode LIFO dan FIFO. Metode ini memiliki karakter bahwa barang yang ada tidak diperhatikan mana yang masuk lebih awal atau akhir. Artinya, akan dilakukan pembagian atau perhitungan rata-rata antara biaya barang yang tersedia untuk dikeluarkan dengan jumlah unit yang tersedia sehingga persediaan akhir dan beban pokok penjualannya juga dihitung dengan harga rata-rata.
Itu adalah sekilas mengenai beberapa metode yang digunakan dalam mencatat persediaan barang suatu perusahaan. Ingin memahami lebih jelas? Kami jelaskan secara detail di dalam video berikut ini. Tonton sampai habis ya!